Kamis, 22 November 2012

MENITI SEPI


sepi meniti hati
mencari melati tertusuk duri
memecar darah tiadalah wangi
hati ku kembali menyepi
teringat di kau kekasih hati

meski ku sadar diri
tiadalah kisah untuk di jejaki
walau kau tiada peduli
dirimu tetap ku hayati

kekasih
aku tiada berduri
meski terjadi kisah menyayat hati
sesungguhnya kau selalu ada di hati

barangkali
kau tiadalah mengerti
setiap cerita yang ku tulis ini
adalah diri mu yang ada di hati

SEKUNTUM MELATI


sekuntum melati
tumbuh indah di negeri sepi
negeri jauh dari ramai
namun wanginya menjelma ke hati
walau seribu tahun ku mencari
sungguh tiada lah daya diri ku ini
negeri nya tak akan pernah ku jumpai
sebab negeri itu wujudnya ilusi

meski ilusi
harapanku tetap pada mu melati
dengan segala wangimu yang menusuk hati
akan ku rasai, dan terus ku rasai
ku jaga dengan perasaan tulus di hati

duhai melati
betapa kau sangat ku rindui
dan akan ku hirup segala wangimu melati
biar mewangi
jasad dan hati

meski wujudmu tak ku miliki
biarlah rasa ku rasa mu melati
abadi dalam cinta yang mewangi

MALAM INI KEKASIH KU


malam ini
kekasih ku
aku datang ke pada mu
dengan rindu menggebu
dengan pujian yang merdu
dengan birahi mendebu

malam ini
kekasih ku
aku datang ke pada mu
dengan nafas memburu
dengan denyut memacu
dengan debar di qolbu

malam ini
kekasih ku
aku datang ke pada mu
kan ku buka tirai qolbu
biar ku beradu dengan mu
saling tatap membisu
hanya desah menderu

malam ini
kekasih ku
aku datang kepada mu
kan ku buka kelambu padu
biar ku menyatu dengan mu
di peraduan nafsu mu

oh kekasih ku
sambutlah aku
dengan wangi kasih mu
dengan merdu desah mu
dengan segala ayu mu
kan ku kecup lembut mu
dengan bibir rasa ku
biar mabuk jiwa ku
menambah ghairah malam ku

MALAM INI


Malam ini
Aku  datang pada Mu
Dengan rayuan tangis
Dengan merdu pujian
Dengan sujud di hadapan Mu
Dengan segala rindu  yang menggebu

Peluklah aku
Dengan cinta mu
Dengan kasih mu
Basahilah bibir ku dengan madu Mu
Basahilah hidung ku dengan kasturi mu
Terangi aku dengan sifat Mu
Biar jalan ku lurus
Biar ku paham
Aku adalah hamba

Duhai yang menggenggam ku
Tiada bisa ku lalui hari tanpa Mu
Aku adalah pohon gersang
Tumbuh melayu di padang tandus
Ku rindu air mu
Ku rindu sejuk Mu
Ku rindu lembah subur Mu
Dekaplah lah aku, duhai yang ku puja

Aku tiada bisa berkata
Dengan kata-kata yang manis
Aku adalah pendosa
Yang bertahta di atas keangkuhan
Mau kemana diri ku
Sedang pandangan ku tertutup nafsu ku
Duhai Engkau,
Sekiranya KAU tiada menolong ku
Apalah jadi diri ku ini
Hanya pada mu lah
aku berserah

POHON SEPI

aku pohon yang ber hampa
tiada ber angin tiada ber musik
dalam taman sepi ingin ku menari
menghibur jiwa, hati yang merindu

duhai angin bisikan kata,
liukkan daun ku sayang
ingin ku menari marangkai pujian

tarian hati di telaga biru

oh indah nya tarian hati
di terpa angin, pohon ku menari
meliuk kiri meliuk kanan
mengikuti syair yang di kau gubah

GUNDAH DAN RIANG

hei, gundah!!
mengapa kau masih ada?
bukan kah seruling itu telah di tiupkan?
mengapa kau tak pergi saja?
apa lagunya kurang merdu?
hingga setiap bait yang kau tulis bernada sendu,
apa yang kurang dari iramanya?
mungkinkah kau berharap sang peniup mengecup jiwa mu?
hingga kau pun lupa siapa kah diri mu?
oh, betapa malangnya diri mu, duhai gundah!!


duhai riang!!
tak kau dengarkah iramanya begitu merdu
tak rindukah kau pada si peniup itu?
aku memang sudah lupa dari segalanya
tapi jiwa ku melayang mencari si peniup
setiap ku pandang tak ada wajah nya
oh si peniup siapakah engkau gerangan?

AKU LELAKI TAK LAKU

aku lelaki tak laku-laku
betapa hidupku penuh lika-liku
setiap wanita tak suka pada ku
aku ga ngerti kenapa begitu
mungkin ulahku wanita seperti itu
sungguh ku lelah melakukan itu
merayu wanita agar suka pada ku
salahkah aku melakukan itu
praktek lelaku dari dukun lelaki
ku coba tirakat di gua salaka

tiga hari berselang bertemu hantu wanita
menanya maksud apa mau ku
ku beritahu ku ingin wanita
dia tersenyum sambil kedipkan mata
aku khawatir apa maksudnya itu
aku pun kabur lari terbirit-birit
sungguh petaka nasibku itu
di sukai oleh hantu wanita
giginya ompong banyak taringnya
iba kah kau dengar lika-liku ku
hai wanita sukalah pada ku

TUAN GURU KU

mengapa malam ini aku merindukan
tuan ku syeh Abdul Qodir Jaelani?
oh, syeh maaf kan aku,
Engkau menatapku dengan senyum
aku belum bisa menjadi seperti yang Engkau ingin kan,
aku malu pada mu,
cinta ku berkarang
juhudku bercurang
ingin ku gapai gemintang
gelombang menghadang

duhai Tuan Guru ku,
ingin ku tertidur di pangkuan rifai
namun apalah daya ku
hati ku begitu kelam,
jiwa dan raga ku kalut
aku hanya bisa ber istigfar
mohon ampun pada yang esa
kiranya Allah, menitip salam ku untuk mu
dan kekasih mu penghulu segala Nabi,
jiwa ku kan menghadang rasa
melihat segala pemendangan nabi dan pengikutnya
hingga ku terisak dalam derita mereka...
oh Tuan guruku...
rasa ku ini hanya palsu
dan aku hanyalah debu

BAHAGIA TELAH MENCINTAI MU

Tiada hari
tanpa ingat ku pada mu
meskipun ku tahu
tak akan mungkin ku memiliki mu
sebab kau telah berdua

kasih,

mawar ini masih tersimpan
warnanya masih semerah dulu
tak akan pudar
meski di telan waktu
kerana ku simpan di hati ku yang tulus

kau cinta ku yang putih
yang terpetik dari beningnya kasih
haruskah ku nyatakan cinta?
meskipun kau telah berdua?

biarlah cinta ini ku simpan rapi
dalam hati ku yang suci
meskipun kau tiada di sisi
aku bahagia telah mencintai mu

SEPI

wajah itu hilang
tak kelihatan
entah kemana
mungkin tertutup kelam

wajah itu pergi
hilang tak berbekas
tertutup kabut hitam
entah
sepi
tak ada sesiapa

kunanti
atau
ku melangkah maju
meski gelap hening

seolah tak ada waktu
semua gelap
tak bersiang
tak beriang
mungkin ini hanya ilusi
tapi ini nyata

aku rindu
pada siapa?
tak ada sesiapa
hanya aku
dalam kabut
dalam gelap

RINDU DIRI

ketika sepi
rindu kan mengalir
hanyutkan segala rasa
hati mu kan memahami

ada yang tersembunyi di balik sepi

ketika kau merasa detak jantung mu
seakan jiwa mu berbisik
aku kan selalu ada di setiap nafas mu
menjdai arti bagi sepi mu

duhai yang merindukan sepi
yang hanya ingin berdua dengan dirinya
yang kadang menangis tak tahu makna
entah apa yang di rindukan nya
meskipun begitu diri nya kan selalu mencari
wajah indah di balik sepi

duhai yang rindu
yang rindu akan diri nya
rasakan diri mu
kehadiran Dia dalam diri mu
ketika kau menyadari nafas mu
dengan rasa Dia kan membelai mu

BERSAMA MAAF KU PINTA CINTA


ku tulis sajak ini di kala
hadir mu tak disisi ku
di kala hati ku terpasung rindu pada mu
di kala dunia serasa terlelap membisu
di kala mentari hampa akan sinarnya
di kala hati terisak tangis dan menumpah air dari langit

mampukah ku buka tirai yang membelenggu dengan sejuta harap?
harap akan kau buka lembaran yang masih tersisa

kasih
bukalah hati mu
biarkanlah ku tulis bait senduku di situ
biar kau pun merasa betapa aku berduka atas salahku
tak bisakah kau maafkan aku?

kasih
bersama maaf ku pinta cinta

Rabu, 21 November 2012

AYUN AYUN KAN BADAN

ayun ayun kan badan
bagai dahan tertiup angin
ikuti tembang malam
khusu tafakur sepanjang malam

bila hati di terpa sejuk
serasa asyik tembang menembang
memuji kekasih tiada henti

terpercik rasa hati menangis

mari tafakur malam
merenung diri dalam pujian
kekasih hati ikut memuji
merate hati jiwa melayang

ayun-ayun kan badan
bila yang di puji menjadi Engkau
serasa diri dekat memuji
kekasih di pingit mulai mengintip
menambah asyik ghairah malam

ayun-ayun kan badan
bila kekasih mendesah hu
menetap asyik di tingkap lidah
diri gigil merindu dekap
kekasih hadir bagai purnama

DALAM HATI

mendaki
meniti hati
menuruni lekuk diri
biar memahami
akan pribadi sejati
nyalakan gua-gua hati
dengan rindu membakar diri
rindu akan DIA sejati

dalam iman, nyala CINTA kan hadir dalam diri
Oh nyala yang menerangi
Meliuk mendesah angin pribadi
berpijar menyala dalam gua hati
hingga tertatap pesona wajah kasturi
tertempa dari bisik cinta mewangi

RINDU PUTRA GAZA

kami merindukan anak-anak kami
kami merindukan suami kami
kami merindukan ayah kami
kami merindukan saudara kami

tadi mereka disini
bermain bersama kami
tadi mereka disini
membelai hati kami
kini mereka pergi
tak mungkin kembali
kini mereka pergi
dengan kematian suci

kami tak merindu kepulangan meraka
kami tak ingin mereka kembali
yakin kami, mereka bahagia
yakin kami, mereka di syurga
bertengger di dahan hijau
menempati singasana rindu

kami merindukan mereka
merindu bahagia bersama mereka
jalan mereka adalah jalan kami
meski sejuta mati selimuti kami
kami tiada peduli
demi rindu kami
demi suci tanah kami

ini dada kami
tembusilah peluru mu
kau tak akan bisa
sejuta kami di belakang kami
kau tak akan bisa
meski mati, kami tetap hidup
hidup di hati penerus kami
kerana mereka rindu pada kami
rindu kesucian tanah kami

GAZA MENJERIT

hari ini ….
gaza menjerit
telah bergetar tanah-tanah nya
berbau asap dan darah setiap lekuk kota nya
dentuman yang kian menggelegar
tangis menjerit putra-putri gaza
mengiringi kepergian
orang-orang tercinta

kerana kebiadaban

wahai zionis
ini tanah kami
ini tumpah darah kami
ini milik kami
kau tak akan bisa ambil milik kami
meski terkoyak jiwa dan raga kami
akan kami pertahankan setiap jengkal tanah kami
bunuhlah kami,
kami akan gembira,
menyatu dengan sucinya tanah kami

lihat lah kami yang kau bunuh
dengan senyum terkulum
kaku tak berdaya,
diiringi musik musik indah,
dari isak tangis keluarga kami,
dan desingan peluru
di mahkotai dengan merah darah,
kami tersenyum, kami bahagia
kerana kami adalah syuhada

dengarkan dan saksikanlah!
gema takbir, Allahu akbar,
menjadi bendera lambang keberanian kami
tak akan hilang dari kami
satu menjadi darah dagaing kami
jemputlah kami, wahai maut!!
jemputlah kami, wahai maut!!
ini kami!
ini kami membawa cinta!!
Cinta akan negeri kami
Cinta akan kematian suci
Cinta bertemu orang-orang yang kami cintai

AKU MERINDU



Hari ini
Ku lalui hari tanpa mu
Tanpa canda mu
Tanpa marah cemburu mu
Tanpa manja mu
Tanpa diri mu
Begitu sepi, sedih
Aku merindu


Kemarin
Kau masih disini
Di pelupuk mata ini
Kadang ku enggan melihat mu
Tapi hari ini aku merindu mu
Merindu kesal pada mu
Merindu cemburu pada mu
Merindu membelai mu
Merindu mengatakan sayang pada mu
Aku merindu membenci mu
Aku merindu kau dekat pada ku
Aku merindu

Kekasih
Semua telah berlalu
Wajah indah mu telah pergi
Bukan sehari, bukan dua hari
Tapi selamanya
Kau pergi tinggalkan kenangan
Pahit manis
Menjelma menjadi rindu
Aku merindu

Kekasih
Kan kuingat wajah mu
Ku biar bertahta di rindu ku
Ku abadikan dalam jiwa ku
Betapa
Aku merindu mu

TETAP MENANTI

aku masih enggan berlalu
masih menanti di palung rindu
berharap camar indah mu
membisikan setangkai ranum cinta mu
entah sampai kapan
aku masih disini
menanti mu

Kau,
dermaga ini telah rapuh

berserakan
Seperti hati ku
hancur berkeping
tapi aku masih menanti
menanti setitik cinta mu
meski ombak rindu mengguyur rasa ku
aku masih disini
masih enggan tuk berlalu
meski kau tak datang
meski camar mu mati
aku tetap menanti

KAU SEGALANYA BAGI KU



kau adalah jawaban atas segala kesepianku
kau adalah malaikat bagi ku
betapa aku sangat kesepian sampai kau datang padaku
dengan keajaiban cinta yang kau bawa

aku tiada bisa mengira
sekiranya hidupku tanpa diri mu
kau lah jantungku, kaulah hidupku

kau segalanya bagi ku

jika ada keinginan mu tuk meninggalkan ku
aku kan sepi, sedih dan menangis
mentari pun akan redup dari sinarnya
derai hujan pun akan turun
bersedih untukku

peluklah aku dengan erat dan jangan biarkan kita terpisah
dan yakinlah cinta kita kan abadi
kau segalanya bagi ku

ADA APA DENGAN MU



kemarin
aku tak mengerti cinta
hingga aku mengenal mu
serasa ada yang berdebar di jantung ku

kemarin
aku tak mengerti rindu
hingga sesaat kau pergi dari ku

serasa ada yang hilang dari hati ku

ada apa dengan mu
hingga tumbuh rasa seperti ini?
apakah kau mengerti akan ini?
Serasa aku tak ingin berpisah dari mu

tahu kah kau
betapa gelisahnya hati ku ?
setiap malam ku mematung mengingat mu
ada apa dengan mu ?
hingga kau seperti Tuhan bagi ku
tak akan sanggup ku lupakan
setiap bayang wajah mu

oh diri mu
mengertilah keadaan ku
aku jatuh cinta pada mu
bila kau tak menerima ku
betapa hancur hati ku ini

WALI BERKHALIK

bicaramu seperti wali
hingga ku sangka aku adalah ali
kiranya aku di tanah malik
kerajaan salik yang belum berpalik

duhai wali ber khalik
terang mu indah menyalak
menyala merak di dalam balik
meliuk salik dalam bilik si merak

duhai sawi ber salak
tumbuh dalam dinding sajarat
hingga menangkup segala khulak
ismail berkhalak hati pun melahut