pulanglah pulang
ibu mu lelah menanti
jangan kau bersembunyi
di kan cemas mencari
singgah mu menandakan mu
tutur mu menandakan jiwa mu
meski seribu bahasa kau poles
diri mu tetap bayang mu
prisai mu adalah luhurmu
terlihat jelas sorot mata mu
meski langit kau puja
diri mu tetap bayangmu
petiklah nada sejati
hindari ramai yang menghujani
bila pergi seorang diri
diri mana yang kau cari?
janganlah bertukar rupa
selimuti diri dengan dupa
meski cahaya langit kau puja
dirimu tetap bayang mu
duri itu bukan duri
diri mu yang belum berdiri
meski seribu canda kau hempas
duri itu tak pernah mengelupas
jangan genangi air yang ada
bawalah itu ke tanah tinggi
aliri diri dengan rasa
kau kan berdiri menjadi pertapa
pulanglah ke tanah mu
adam mu masih menanti
walau seribu bisikan kau dengar
itu hanya cerita iblis berbagi
jangan diri kau gadai
nanti pailit merugi
dengan apa kau bayar
bila tak kenal akan diri
mari jalankan itu
kemudi yang di beri
agar kau tak tersesat
wasiat itu kau pakai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar