tertatih jiwaku melangkah
menyelusuri palung-palung penantian
dalam dahaga rindu dan cinta
membuntuti waktu yang kian mengusang
cerita hati begitu menyayat hati
hingga semak berduri harus ku lewati
tersayat berdarah ku gapai dermaga mu
kau raib tinggalkan puing-puing yang rapuh
aku tak menyesal kau tak menanti
meski hati berkeping
ku akan rela kau pergi
biarlah serepihan dermaga mu
kan menjadi wangi saksiku
pengorbanan ku pada mu
adalah yang terindah bagi ku
tika hatiku enggan berlalu
wangi nafasmu tercium oleh ku
berdebar hati jantung menggeluruh
dalam syukur, ku merebah pasrah
menanti berharap wajah indah mu
aku yang terdiam dalam palung rindu
dengan sabar memuja sekeping cinta mu
hingga ombakmu memecah sunyiku
terhanyut aku dalam rasa ber gemuruh
wahai yang maha lembut
telah bergugur rasa sunyi ku
tinggal gigil selimuti rasa rindu ku
aku menanti api cemerlang mu
membakar segala beku rindu ku
relakan ku tatap indah Cinta mu
biar ku paham rahasia
kelembutan mu
aku tak menyesal kau tak menanti
meski hati berkeping
ku akan rela kau pergi
biarlah serepihan dermaga mu
kan menjadi wangi saksiku
pengorbanan ku pada mu
adalah yang terindah bagi ku
tika hatiku enggan berlalu
wangi nafasmu tercium oleh ku
berdebar hati jantung menggeluruh
dalam syukur, ku merebah pasrah
menanti berharap wajah indah mu
aku yang terdiam dalam palung rindu
dengan sabar memuja sekeping cinta mu
hingga ombakmu memecah sunyiku
terhanyut aku dalam rasa ber gemuruh
wahai yang maha lembut
telah bergugur rasa sunyi ku
tinggal gigil selimuti rasa rindu ku
aku menanti api cemerlang mu
membakar segala beku rindu ku
relakan ku tatap indah Cinta mu
biar ku paham rahasia
kelembutan mu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar