deru angin
kian menderu-deru
seiring jiwa merindu
gerimis pun mengintip dari balik mendung
wajah kekasih pun terbayang-bayang
kian menderu-deru
seiring jiwa merindu
gerimis pun mengintip dari balik mendung
wajah kekasih pun terbayang-bayang
wahai wajah bulan yang memucat
dalam bisu menutur sepi
terlintas bayangan dalam kenang
tak ku sangka di kau menutur rindu
entah mengapa aku pun tergetar
dalam bisu menutur sepi
terlintas bayangan dalam kenang
tak ku sangka di kau menutur rindu
entah mengapa aku pun tergetar
tika malamku
berpeluk rindu
wajah mu hadir
dalam mimpi
rindu berjumpa di
malam bisu
hanya tatap tak
tahu makna
nafas ber pacu, kau bagai rembulan
wahai kekasih,..
tiada henti ku genggam jemari rasa
memeluk malam ku dengan cadar rindu
tak terasa aku merebah dan pasrah
dalam cinta, ku harap bertemu
tiada henti ku genggam jemari rasa
memeluk malam ku dengan cadar rindu
tak terasa aku merebah dan pasrah
dalam cinta, ku harap bertemu
aku merindukan mu kekasih
dengan dahaga, ku peluk mawar ketulusan hati
meski berdarah akan ku cumbui setiap wangi
hingga ku lena dalam mimpi ber temu mu
dengan dahaga, ku peluk mawar ketulusan hati
meski berdarah akan ku cumbui setiap wangi
hingga ku lena dalam mimpi ber temu mu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar