Serasa bayu ini enggan berlalu
Terkurung mati di relung sepi ku
Menanti hadir mu yang tak pernah hadir
Berlalu waktu, tanpa kau, aku merindu
Apa bisa ku lalui ini tanpa mu
Tertusuk sudah jiwa rasa ku
Menunggu bayang mu
Aku
kan mati terkulai
oh,
kekasih ku
datanglah, obati aku,
obati duka ku,
duka meluka
di peluk kerinduan yang tak ber hujung
oh,
kekasih ku
datanglah, obati aku,
obati duka ku,
duka meluka
di peluk kerinduan yang tak ber hujung
betapa
aku terangkul sepi,
bagaikan pohon tak berdaun
gugur melayu, kering tak ber air
bagaikan burung tanpa sayap,
merindu terbang ke pucuk mentari
bagaikan pohon tak berdaun
gugur melayu, kering tak ber air
bagaikan burung tanpa sayap,
merindu terbang ke pucuk mentari
kau,
yang ku rindu
tersenyum bertahta di balik langit,
belum sampai kah rindu ku pada mu?
dalam mimpi sering ku berpesan rindu
pada setiap syair-syair jiwa,
yang ku rindu
tersenyum bertahta di balik langit,
belum sampai kah rindu ku pada mu?
dalam mimpi sering ku berpesan rindu
pada setiap syair-syair jiwa,
haruskah
ku lumuri diri ku dengan darah merah?
darah kesetiaan para pecinta ?
hingga ku mati dalam kerinduan ku
dan kau pun terpaku dalam kebodohan ku?
darah kesetiaan para pecinta ?
hingga ku mati dalam kerinduan ku
dan kau pun terpaku dalam kebodohan ku?
betapa
aku terangkul sepi,
akan ku bisikan segala kerinduanku
pada angin malam, pada penghuni pekat malam
pada dedaunan yang berguguran,
ini kerinduan ku, tergubah dalam kenyataan ku,
ku rela di kau datang dengan sejuta pedang dan bara
ku rela,
cabik lah aku, belahlah aku, bakarlah aku,
ku rela mati
sungguh ku rela mati,
bila itu mau mu
akan ku bisikan segala kerinduanku
pada angin malam, pada penghuni pekat malam
pada dedaunan yang berguguran,
ini kerinduan ku, tergubah dalam kenyataan ku,
ku rela di kau datang dengan sejuta pedang dan bara
ku rela,
cabik lah aku, belahlah aku, bakarlah aku,
ku rela mati
sungguh ku rela mati,
bila itu mau mu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar